Minggu, 07 September 2014
DAUN PUN BISA BERNILAI TINGGI
Informasi menarik tersebut langsung saja Tribun
dapatkan tak lama setelah berbincang dengan Linda Wati, seorang
pengrajin sekaligus instruktur kerajinan anyaman pandan asal desa Rano,
kabupaten Tanjung Jabung Timur. Perempuan berjilbab ini dengan antusias
menjelaskan mengenai potensi alam yang ada di Jambi, khususnya dari
daerah asalnya. Banyak tanaman yang dapat diolah menjadi kerajinan
bernilai tinggi, baik dari pandan, pelepah pisang, kulit jagung dan lain
sebagainya.
Linda, begitu sapaan akrabnya, bukanlah
selebritis maupun pejabat tinggi. Namun sumbangsihnya terhadap kerajinan
dan pemberdayaan masyarakat membuat namanya familiar di telinga
masyarakat. Sumber alam yang biasanya hanya ditelantarkan begitu saja
tanpa ada pemanfaatannya mulai ia rubah menjadi benda bernilai jual yang
menarik. Hal itu berdampak pada aktivitas masyarakat. Masyarakat yang
tadinya cenderung memiliki banyak waktu luang, dapat memanfaatkannya
untuk berkarya dan menghasilkan uang.
“Kita memiliki banyak potensi, terlalu
sayang kalau tidak dimanfaatkan. Sekarang ada sekitar 20 warga yang
mengerjakan kerajinan ini. Ini menjadi hal positif, karena mereka dapat
mengisi waktu dengan berkarya di rumah dan itu juga dapat menambah
pemasukan mereka,” paparnya, antusias.
Perempuan kelahiran 17 Juli ini mulai
mengenal anyaman sejak kecil karena orang tuanya terbiasa membuat
anyaman sekedar untuk alas duduk. Ia mulai tertarik mempelajari anyaman
ini kisaran 2001. Namun saat itu ia hanya membuat untuk keperluannya
sendiri. Melihat potensi yang ada di Sabak, iapun mencoba mengkreasikan
berbagai kerajinan lainnya seperti bunga hias, bros hingga tas dari
anyaman pandan.
Berbekal peralatan seadanya, sulung
empat bersaudara ini menjajal satu demi satu kreasi hingga akhirnya
potensinya mendapat perhatian berbagai pihak, baik pemerintah maupun
swasta. Akhir 2004, ia diutus magang di Palangkaraya untuk memperdalam
seni kriya, dan itu menjadi langkah awalnya mengajarkan seni kerajinan
ini kepada orang-orang di sekitarnya. Sejak saat itu iapun dipercaya
untuk mengisi bazaar pameran, mewakili pemkab setempat,dalam berbagai
acara, termasuk mendirikan kelompok usaha bersama Radesta yang ia
pimpin.
“Yang jelas saya berterima kasih banyak
buat pak bupati dan ibu, dekranas, Dinas Perindag Tanjabtim dan
Petrochina yang telah memberikan dukungan dan bantuan untuk KUB
Radesta,” sebutnya.
Ada pengalaman menarik saat ia mewakili
kabupaten Tanjabtim dalam sebuah pameran yang diadakan di Kota Jambi.
Menjaga bazaar yang digelar disperindag, Linda memajang beberapa hasil
kerajinannya, mulai dari bros, dompet hingga tas. Namun hasil
kerajinannya sempat diragukan pengunjung karena terlihat mencolok dan
berbeda dari kerajinan dari daerah lain.
Sumber : Tribun Jambi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar